jumlah pengunjung blog

jumlah pengunjung blog

google translet

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Laman

Minggu, 22 Mei 2011

Hidrocepalus

Diposting oleh Amel_Lia

HIDROCEPHALUS
I.      Pengertian.
          Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventricular. Ketika  produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem Ventricular.
II.  Penyebab.
Penyebab dari hidrosefalus adalah :
·      Kelaianan bawahan( Konginetal )
·      Infeksi
·      Neoplasma
·      Perdarahan.
III.        Macam-macam hidrosefalus
·      Hidrosefalus Non Komunikan ( Tipe tak berhubungan ):
     Terjadinya obstruksi pada aliran cairan serebro spinal.
·      Hidrosefalus Komunikan( Tipe berhubungan ) :
Kegagalan absobsi cairan serebro spinal.

IV.        Patofisiologi.
·     Penyumbatan aliran CCS dalam sisstem ventrikel dan tempat absobsi dalam rongga subaracnoid      dilatasi ruangan CSS diatasnya ( Foramen Monroi, foramen luschka dan magendie, sisterna magna dan sisterna basalis) pembentukan CSS yang berlebihan  dan kecepatan absorsi yang normal Hidrosefalus.
·         Skema
 

                        Produksi CSS                                    Absorbsi
                                                                   -       Post infeksi : Meningitis    
                                                                   -       tumor space occopying      
                 Penumpukan cairan (CSS)dalam ventrikel otak secara aktif                     
                                                (Hidrosefalus )
 

 Penatalaksanan                                              Obstruksi aliran pada shunt  diventrikel otak
Pemasangan VP Shunt                                              Peningkatan Volume CSS
Immobilisasi  
Gangguan integritas kulit        Resiko Infeksi                           Tik    Meningkat
V.      Pengkajian.
A.  Anamnesa.
1.         Insiden  : kelaliran denga hidrosefalus terjadi pada 5,8 bayi dai   10.000 kelahiran hidup
·           Hidrosefalus dengan spinabifida terdapat kira-kira 3-4 bayi dari 1000 kelahiran hidup
·           Type hidrosefalus obstruksi terdapat  99 % kasus pada anak-anak.
2.         Riwayat kesehatan masa lalu:
·           Terutama adanya riwayat luka / trauma dikepala atau infeksi di sebral
3.         Riwayat kahamilan dan persalinan :
·           Kelahiran yang prematur
·           Neonatal meningitis
·           Perdarahan subaracnoid
·           Infeksi intra uterin
·           Perdarahan perinatal,trauma/cidera persalinan.
B.            Pemeriksaan Fisik
·            Biasanya adanya myelomeningocele, penguran lingkar kepala (Occipitifrontal)
·            Pada hidrosefalus didapatkan :
v Tanda – tanda awal   :
o    Mata juling
o    Sakit kepala
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o    Mual dan muntah yang proyektil
o    Melihat kembar
o    Ataksia
o    Perkembangan yang berlangsung lambat
o    Pupil oedema
o    Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o    Biasanya diikuti : perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik pada ekstremitas bawah
o    Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o    Gangguan cardio pulmoner
v    Tanda-tanda selanjutnya :
o    Nyeri kepala kepala diikuti dengan muntah-muntah
o    Pupil oedema
o    Strabismus
o    Peningkatan tekanan darah
o    Heart lambat
o    Gangguan respirasi
o    Kejang
o    Letargi
o    Muntah
o    Tanda-tanda ekstrapiramidal/ ataksia
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Apatis
o    Kebingungan
o    Sering kali inkoheren
o    Kebutaaan
C.      Pemeriksaan Penunjang.
§    Skan temograsfi komputer ( CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantui dalam memgidentifikasi kemungkinan penyebabnya( Neoplasma, kista,malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial )
§    Fungsi ventrikel  kadang digunakan untiuk menukur tekanan intra kranial menghilangkan cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran).
§    EEG : untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
§    Transluminasi : Untuk mengetahui apakah adanya kelainan dalam kepala
§    MRI  : ( Magnetik resonance imaging ) : memberi informasi mengenai stuktur otak tanpa kena radiasi

C.            Penatalaksanaan Medis.
          Pasang parau untuk mengeluarkjan kelebihan CSS dari ventrikel lateral kebagian ekstrakranial ( biasanya peritonium untuk bayi dan anak-anak atau atrium pada remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi           
  

Diagnosa keperawatan, Intervensi dan rasional.

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan /kriteria hasil
     Intervensi
    Rasional
1.


















2.




























3.
Potensial terhadap perubahan integritas kulit kepala  b/d ketidakmampuan bayi dalam mengerakan kepala akibata peningkatan ukuran dan berat kepala








Perubahan fungsi keluarga  b/d situasi krisis ( anak dalam catat fisik )

























Resiko tinggi terjadi cidera b/d peningkatan tekanan intra kranial



















Tidak terjadi gangguan integritas kulit dengan kriteria :
Kulit utuh, bersih dan kering.













Keluarga menerima keadaan anaknya, mampu menjelaskan keadaan penderita dengan kriteria :
 - Keluarga berpartisipasi dalam merawat anaknya dan secra verbal keluarga dapat mengerti tentang penyakit anaknya.








Tidak terjadi peningkatan TIK dengan kriteria :
-   Tanda vital norma, pola nafas efektif, reflek cahaya positif,tidak tejadi gangguan kesadaran, tidak muntah dan tidak kejang.
  • Kaji kulit kepala setiap 2 jam dan monitor terhadap area yang tertekan
  • Ubah posisi tiap 2 jam dapat dipertimbangkan untuk mengubaha kepala tiap jam.
  • Hindari tidak adanya linen pada temap[t tidur
  • Baringkan kepala pada bantal karet busa atau menggunakan tempat tidur air jika mungkin.
  • Berikan nutrisi sesuai kebutuhan.


  • Jelaskan secara rinci tentang kondisi penderita, prosedur, terapi dan prognosanya.
  • Ulangi penjelasan tersebut  bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti
  • Klarifikasi kesalahan asumsi  dan misskonsepsi
  • Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya.
  • Observasi ketat tanda-tanda peningkatan TIK
  • Tentukan skala coma



  • Hindari pemasangan infus dikepala
  • Hindari sedasi



  • Jangan sekali-kali memijat atau memopa shunt untuk memeriksa fungsinya




  • Ajari keluarga mengenai tanda-tanda peningkatan TIK


  • Untuk memantau keadaan integumen kulit secara dini.



  • Untuk meningkatkan sirkulasi kulit.





  • Linen dapat menyerap keringat sehingga kulit tetap kering
  • Untuk mengurangi tekanan yang menyebabkan stess mekanik.




  • Jaringan akan mudah nekrosis bila kalori dan protein kurang.

  • Pengetahuan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat penderita.


  • Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah persepsi


  • Untuk menghindari salah persepsi

  • Keluarga dapat mengemukakan perasaannya.


  • Untuk mengetahui secara dini peningkatan TIK


  • Penurunan keasadaran menandakakan adanya peningkatan TIK
  • Mencegah terjadi infeksi sistemik

  • Karena tingkat kesadaran merupakan indikator peningkatan TIK
  • Dapat mengakibatan sumbatan sehingga terjdi nyeri kepala karena peningkatan CSS atau obtruksi pada ujung kateter diperitonial
  • Keluarga dapat berpatisipasi dalam perawatan anak dengan hidrosefalus.









Asuhan  Keperawatan  Anak  J E dengan Hidrosephalus
Di IRD Lt. I RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 9 April 2002

I.              Pengkajian.
A.           Identitas.                                                                 Penanggung jawab
Nama                               :  Anak J E                  Nama            :    J H
Umur                                         :  4    tahun                Umur             :   40 th   
Suku bangsa                    :  Jawa / Indonesia      Suku bangsa  :    sda
Agama                                      :   Islam                      Agama                    :   Islam
                                                                         Pekerjaan         : Swasta                                                                                   Pendidikan       :  SMA
Alamat                                      :   Genangan Bandungan Surabaya       sda

B.       Riwayat Penyakit.
       Riwayat penyakit sebelumnya:
       Menurut pengakuan orang tua sejak 4 bulan yang lalu anaknya pernah  panas kemudian disertai mual dan kejang-kejang serta terlihat kepala anaknya mulai membesar kemudian oleh keluarga anaknya diantar ke wat di RSUD  Madiun kemudian dirawat  selama 7 hari  dan pulang paksa dalam keadaan   tidak sadar.
C.       Riwayat penyakit  sekarang.
Pasien datang diantar oleh orang tuanya ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya tanggal  9 April 2002  Jam  09.00 WIB dalam keadaan tidak sadar ( apatis ) ,muntah tidak proyektil, suhu tubuh meningkat dari normal ( 38 C ), keadaan umum lemah, paralisa.
D.      Pemeriksaan fisik  per sistem tubuh.
1.         Sistem Pernafasan.
Pada pengkajian sistem pernafasan tidak ditemukan adanya kelainan baik saat inspirasi maupun ekspirsi.
2.         Sistem kardiovaskuler
       Tidak ditemukan adanya kelainan
3.         Sistem persarafan.
1)   Diagnosa keperawatan :
     Resiko tinggi injuri  berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial
o  Data obyektif  : Tidak sadar, panas( 38 C), muntah tanpa proyektil, strabismus. serta gelisah,paralisa.
o  Data Subyektif :  Orangnya mengatakan anaknya tidak sadar ,muntah tubuhnya panas.
2)   Rencana tindakan.
     Tujuan :
Tidak terjadi peningkatan tekanan intra kranial dengan kriteria :
Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial ( mual, muntah, kejang, gelisah ).
3)  Tindakan keperawatan :
·      Observasi ketat tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.
Rasional :
Untuk mengetahui secara dini peningkatan TIK
·      Tentukan skala tingkat kesadaran
Rasional  :
Menurunnya kesadaran menunjukkan adanya tanda-tanda  adanya peningkatan TIK.
·      Ajari keluarga  mengenai tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial
Rasional   :
Keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan anaknya.
·      Kolaborasi
Rasional :
Dapat mencegah atau mempercepat proses penyebuhan penyakit.
4)    Evaluasi
S     :   Orang tua mengatakan anaknya  belum sadar
O    :   kesadaran  apatis, tidak ada mual dan muntah,tidak gelisah
A    :   Masalah teratasi sebagian
P     :   Lanjutkan sesuai rencana    

Diagnosa keperawatan no.2

Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan kemampuan untuk mencapai tugas perkembangan
Data obyektif: Peningkatan ukuran lingkar kepala yang abnormal,paralisa,bedres total.
Data  subyektif:   Orang tua mengatakan  anaknya tidak dapat melakukan aktivitas seperti anak normal lainnya.
Tujuan  : 
              Tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
              Tindakan keperawatan:
·      Observasi tanda dan gejala  gangguan  perkembangan secara dini
     Rasional :
Akan mengetahui secara dini kelainan atau penyimpangan dari  keadaan normal.
·      Kolaborasi untuk tindakan pembedahan
     Membantu mempercepatan proses penyembuhan.
Evaluasi :
S  :   Orang mengatakan anaknya tidak dapat beraktifitas seperti biasa
O  :   Anak dalam keadaan bedres total, kepala membesar.
A  :   Masalah belum teratasi
P  :   Lanjutkan sesuai rencana( persiapan tindakan operasi )
4.             Sistem Perkemihan.
Tidak ditemukan adanya masalah atau kelainan,namun dalam keadaan sekarang    pasien dalam keadaan apatis sehingga kebiasaan BAK dan BAB  tidak dapat terkontrol.
Diagnosa keperawatan :
Kurangnya perawatan diri  berhubungan dengan  kerusakan neuromuskular
Data  obyektif  :   Pasien BAB dan BAK diatas tempat tidur, Paralisa
Data Subyektif:  Orang mengatakan anaknya tidak dapat bangun dari tempat tidurnya.
Tujuan     :
Perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Tindakan keperawatan    :
·      Kaji kemampuan  dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari-hari
Rasional
Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual.
·      Identifikasikasi  kebiasaan  BAB dan BAK  sebelumnya
Rasional :
Mengkaji  perkembangan program latihan.
·      Libatkan keluarga dalam perawatan
Rasional :
Keluarga memahami  tentang pentingnya  pemenuhan BAB dan Bak dalam perawatan.
Evaluasi :
S          :  Orang mengatakan  anaknya  BAK dan BAB  selalu dibantu
O         :  Pasien dalam keadaan bedres total
A         :  Masalah teratasi sebagian
P          :  Lanjutkan sesuai rencana.
5)             Sistem Pencernaan.
Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan  muntah sekunder  akibat peningkatan TIK
Data  Obyektif:   Pasien muntah, kesadaran apatis,terpasang infus RL 16 x/menit, bibir tampak kering.
Data subyektif: Orang mengatakan anaknya tidak mau minum sejak 2hari yang lalu.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan  dalam tubuh dengan kriteria :
Pasien tidak haus, mau minum, bibir tidak kering.
          Tindakan keperawatan:
·                                                                                                                                                                                                 Observasi ketat intake dan output
                  Rasional :
                   Menentukan data dasar dari pada cairan tubuh.
·                                                                                                                                                                                                 Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
     Rasional :
     Mengkaji hidrasi dan keefektifan / kebutuhan intervensi
·               Berikan cairan  infus sesuai pesanan
Rasional  
Mempertahan   volume sirkulasi  cairan  dalam tubuh

                   Evaluasi
S      :          Orang mengatakan anaknya muntah-muntah sejak  jam 05.00 tanggal 9-4-2002
                   O      :     Pasien terpasang infus RL  16 x/menit makro, panas ( 38 C), bibir tampak kering
                   A      :      Masalah teratasi
                   P       :      Dilanjutkan sesuai rencana

Daftar Pustaka

Whaley  and Wong  ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis : Mosby year Book

Doenges M.E, ( 1999), Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien,  EGC, Jakarta

Lynda Juall Carpenito, ( 2000)  Buku Saku : Diagnosa Keperawatan,  Ed.8, EGC, Jakarta

Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi  anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta

Halminto,MP, ( 1995 ), Dasar- dasar keperawatan maternitas, Ed. VI, EGC, Jakarta

Patofisiologi

            Penting untuk memahami perkembangan cairan cerebrospinal (CSF) dari berbagai hubungan yang membentuk Ventricular dan ruang Subarachcoid.
          Ventrikel Sirkulasi Cairan mengalir dari cabang sampai ke bilik jantung, melalui Foramen Monro menuju bilik jantung ketiga, tempat dimana bergabung dengan cairan yang keluar pada bilik jantung ketiga tersebut. Dari cairan itu mengalir melalui saluran Sylvius menuju bilik jantung keempat tempat banyak cairan dibentuk, kemudian meninggalkan bilik jantung keempat menuju cabang samping foramen luschka dan garis tengah foramen Magendie ke dalam Cisterna Magna. Dari situ akan mengalir ke bagian otak dan diserap oleh beberapa mekanisme yang menghisap antara lain arachnoid villi, sinuses (lubang yang menghubungkan rongga hidung dengan dasar kepala, urat darah halus, otak).

Mekanisme Ketidakseimbangan Cairan

          Penyebab Hidrocephalus ada bermacam-macam, diakibat oleh  dua :
          1)      Rusaknya cairan cerebrospinal
          2)      Bendungan cairan cerebrospinal menuju sistem ventricular.
Jarang terjadi sebuah tumor choroid plexus menyebabkan perkembangan pengeluaran cairan cerebrospinal dalam kamar jantung, yang menjadi membesar dan memadat pada inti otak kaku dan kecil, ketika ini terjadi yakni sebelum penyatuan jahitan bedah,  menghasilkan tengkorak yang membesar seperti kamar jantung yang membesar.
          Hidrocephalus yang tidak dapat disembuhkan adalah rusaknya penghisapan cairan cerebrospinal, sedangkan adanya hubungan cairan cerebrospinal menuju sistem ventricular digolongkan pada Hidrocephalus yang dapat disembuhkan. Banyak masalah dalam kaitan dengan Hidrocephalus yang tak dapat disembuhkan adalah akibat dari cacat. Meskipun cacat itu biasanya nampak pada masa kecil yang lebih awal, itu bisa menjadi bukti bahwa ia telah ada sebelum lahir bagi anak-anak yang lahir terlambat maupun orang dewasa yang lahir lebih awal. Sebab lain mencakupi neoplasma, infkesi dan trauma. Halangan bagi cairan normal dapat terjadi pada jalan kecil dicairan cerebrospinal yang menghasilkan tekanan dan pembesaran pada jalan kecil yang terdekat di tempat halangan.
Tabel 11-2 memberi gambaran tentang tempat yang paling banyak halangan dan akibatnya.

TABEL 11-2 TEMPAT DAN JENIS HIDROCEPHALUS

TEMPAT DAN JENIS

SEBAB DAN KOMENTAR
*        Hidrocephalus yang tak dapat disembuhkan
Tempat       :         Saluran Sylvius
Jenis           :         Stenosis/Atresia
Gliosis
Obstructive

Tempat       :         Kamar jantung keempat dan foramen magna

Tipe            :         Cacat Chiori
Cacat Arnold Chiari

Kemacetan ruang jantung



Berjumlah 20% Hidrocephalus








Berjumlah 50% dari semua Hidrocephalus
*        Hidrocephalus dapat dikomunikasikan

Tempat       :         Arachnoid Villi dan cisterna magna

Jenis           :         Meningitis

Arachnoid yang tebal




Bakteri

Contoh perkembangan cacat atau kerusakan : cacat Arnold Chiari, saluran Stenosis, saluran Gliosis dan Atresin foramina lushcka, berasal dari hal-hal kepala busng dari kelahiran umur dua tahun kepala busung sangat dibantu oleh myelomeningocele,, yang harus sudah diperiksa ketika masih bayi demi perkembangannya. Ada masalah-masalah tetap yakni infkesi intra uterine dan bakteri-bakteri sebelum dan saat kelahiran (prenatal hemorrhage, neonatal meningoencephalistis) kepala busung bagi anak yang lebih besar, lebih diakibatkan oleh infeksi dan banyaknya intracranial.
Cacat Arnol Chieri adalah kerusakan atau yang meliputi isi prosterior fossa. Pada masa bayi kepala bertumbuh secara tak normal meskipun tanda pertama tanpa pembesaran atau tambahan (gbr. 11.5). bagian depan kepala biasanya keras. Urat darah halus bagian kepala akan membesar ketika bayi menangis. Semakin keras bayi itu menangis, tulang tengkorak menjadi tipis dan jahitan bedah menjadi jelas terpisah dan menghasilkan bunyi-bunyi aneh sebagai ketukan terhadap tengkorak. Pembesaran pada garis depan membuat mata murung.
          Menjadi lekas marah dan lesu bayi itu dan mengalami perubahan dalam kesadaran. Bayi akan menagis bila digendong dan menjadi diam bila dibiarkan sendirian.

Masa Anak-anak

          Tanda-tanda dan gejala dari anak-anak yang mengalami perkembangan terlambat berasal dari Neoplasma Posterios Fossa dan saluran Stenosis dan manifestasi klinikal. Ini semua mengakibatkan sakit kepala dan beberapa hal terjadi pada diri anak antara lain lekas marah, lesu, bingung dan hilangnya kontak dengan sesama. Pada salah satu alat bantu untuk membantu orang cacat berjalan, manifestasi mejadi tampak banyak dan membuat bayi takut.
          Manifestasi cacat bagi bayi berumur tiga tahun ke atas lebih berhubungan dengan syaraf tulang belakang ketimbang berkaitan dengan penempaan yang biasanya terpancar lewat kemarahan.

Evaluasi Diagnosa

          Diagnosa yang dilakukan pada masa kecil dari kepala busung sudah mendasar dan melingkar pada kepala, mengaliri satu atasu lebih banyak jalur pada peta selam satu peirode dari dua sampai empat minggu dan asosiasi neorologi berpendapat bahwa memang itu ada dan berkembang. Dengan kata lain diagnosa dipelajari untuk kebutuhan, lokalisasi bagi ikuran halangan, kebanyakan ukuran rontgen pada kepala telah membawa ketidakdewasaan dengan terdapatnya infeksi nyelomeningocele dan tulang bagian dalam.
          Pada suatu evaluasi tentang ketidakdewasaan yang dibawa sejak kecil dikutip bahwa kebanyakan terdapat pada kepala. Semua dikonultasikan agar bila membuktikan tentang ketidakwajaran pertumbuhan mulai dari cepat dan tidak normal. Keutamaan diagnosa sendiri untuk digunakan pada pendeteksian Hidrocephalus sejak anak sudah ada gambaran. Evaluasi diagnosa pada anak-anak yang mempunyai gejala Hidrocephalus setelah bayi sangat sama bagi mereka yang menghidap tumor.
Ukuran kepala bisa berasal dari karakter keluarga.

Manajemen Terapi

          Pengobatan pada hidrocephalus langsung diberikan kepada :
1.       Mengurangi hidrocephalus itu sendiri
2.       Mengobati komplikasi
3.       Mengatasi masalah yang berhubungan dengan efek pada gangguan perkembangan psikomotor.
Pengobatan itu dilakukan dengan beberapa cara keucali operasi pembedahan.
          Terapi medis sangat mengecewakan, banyak bayi yang lahir dengan pendarahan terus-menerus yaitu sambungan syaraf mengalami kebocoran dan pengobatan sudah banyak diterapkan namun tidak membawa hasil yang memuaskan.
Pada tindakan lumbal fungsi yang serial dan medication yang digunakan hasilnya sangat bervariasi.
Pengobatan dengan acetazolamide dan isosorbide atau furosimida dapat menekan produksi CSF pada setiap kasus.

Pengobatan dengan pembedahan (Operasi)
          Penanganan bedah merupakan terapi pilihan pada sejumlah kasus hidrocephalus.
Cara ini dengan secara langsung untuk mengeluarkan sumbatan-sumbatan sebagai contoh receptio neoplasma, kiste, hematom, jarang terjadi pada produksi cairan yang berlebihan, exterpasi plexus (plexectomy atau cuagulasi electric) namun banyak anak membutuhkan prosedur shunt yang mengakibatkan pengaliran CSF dari ventrikel ke bagian extracranial biasa peritonium.
Sistem shunt terdiri dari cateter ventrikel, flush pompa, katup aliran unidirectional dan sebuah ujung cateter. Semuanya merupakan radiopag untuk pengamatan setelah placemen. Semuanya dicoba ketepatannya sebelum incersi.
Sebuah recervoir ditambahkan untuk mengalirkan secara langsung ke dalam sistim ventrikular untuk memberikan obat-obatan dan mengeluarkan cairan. Untuk semua model katup dibentuk untuk membuka dan menutup. Membuka sebelum terjadi tekanan pada intraventrikuler dan menutup ketika tekanan berada dibawah level yang normal, semuanya untuk mencegah aliran kembali. Tekanan tinggi pada katup untuk mencegah komplikasi dari decompretion pada ventrikel dan tekanan sedang pada katup digunakan pada anak-anak khususnya pada long standing hidrocephalus sedangkan tekanan rendah pada bayi kecil.

Komplikasi

          Komplikasi terbesar pada VP Shunt adalah infeksi dan malfungsi. Malfungsi lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik di dalam ventrikel dari bahan-bahan khusus (jaringan atau exudate) atau ujung distal dari trombosis atau displacement sebagai akibat dari pertumbuhan. Anak dengan obstruksi shunt sering menunjukan kegawatan dengan manifestasi klinik peningkatan ICP, yang lebih sering disertai dengan status neorologis yang jelek.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infkesi shunt yang dapat terjadi setiap saat tetapi resiko terbesar terjadi pada 1-2 bulan mengikuti placement. Infeksi umumnya akibat dari intercurent infection pada saat shunt placement. Infeksti itu meliputi septik, endocarditis bacterial, infeksi luka, nefritis shunt, meningitis dan ventrikulitis. Meningitis dan ventrikulitis adalah of greatest concern, selama ditemukan komplikasi infeksi CNS. Infeksi dapat diobati dengan pengobatan pasive antibiotika yang diberikan secara intravena. Sebagian infeksi membutuhkan removal of the shunt sampai infeksi dapat dikontrol. External ventricular drainase digunakan sampai CSF steril.
Sebuah komplikasi shunt yang serius adalah hematoma subdural yang disebabkan oleh reduksi yang cepat pada ICP dan ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal, perporasi organ-organ abdomen oleh catater atau trokar (pada saat insersi), fistula hernia dan ilius.

Prognosis

          Prognosis pada anak tergantung besarnya kecepatan perkembangan hidrocephalus, durasi peningkatan ICP dan frekwensi komplikasi, dan penyebab hidrocephalus. Sebagai contoh tumor-tumor ganas dapat menyebabkan mortalitas yang tinggi berhubungan dengan faktor-faktor komplikasi yang lain.
Hidrocephalus tak terobati mempunyai 50-60% mortalitis rate akibat disorder atau intercurent illneses. Secara spontan pada kasus hidrocephalus 40% dengan intelegensi mendekati normal.
Akibat tindakan pembedahan 80% insident tertinggi mortalitas terjadi dalam tahun pertama pengobatan.
Pada anak-anak dengan hidrocephalus juga beresiko terhadap masalah perkembangan dan emosional seperti cemas, neorosis atau gangguan sikap anti sosial. Pada umumnya hidrocephalus non infeksi menunjuk prognosis baik sedangkan hidrocephalus biasanya disertai dengan cerebral defect.

Nursing Konsiderasi

          Perawatan anak dengan hidrocephalus meliputi manajemen preoperasi dan post operasi. Juga penting dalam mengkaji dengan teliti anak dengan myelomeninggocele terhadap tanda-tanda meningkatnya ICP, timbulnya hidrocephalus biasa dihubungkan dengan anomaly.

Pengkajian

          Preoperasi pada infant yang telah didiagnosa atau pada hidrocephalus sedang diobservasi secara teliti terhadap meningkatnya tanda-tanda ICP. Pada anak-anak kepala diikur setiap hari untuk menentukan besaran kepala/CFC. Untuk mencegah kemungkinan ketidaksesuaian yang besar dalam pengukuran untuk itu dipakai kertas ukuran yang sudah ada dan diberi tanda dengan pulpen. Garis pontanela dan sutura diukur secara hati-hati, dan tanda yang menonjol waktu dan pemisahan. Pada anak-anak dengan Hidrocephalus dan normal ICP anak menampakan secara menonjol keadaan yang nyata seperti ketegangan atau jeritan karena itu semua kelakuan yang menyertai harus dicatat.
Iritabel, letargi, dan gangguan aktivitas, seperti pada tanda-tanda vital, kebiasaan makan dapat diidentifikasi kemajuan yang pathologis. Untuk anak-anak yang telah mendapat perawatan di rumah sakit untuk pelayanan shunt baik rutin maupun emergency kebanyak nilai indikator pada kenaikan ICP lebih tinggi untuk tingkatan anak dengan kesadaran kurang, dengan cara itu anak berinteraksi dengan lingkungan perubahan diidentifikasi dengan observasi, dan dengan membandingkan dengan keadaan sekarang dengan keadaan sebelumnya, pola tidur, perkembangan kemampuan dan kebiasaan sehari-hari melalui riwayat rinci dan dasar pengkajian. Infromasi dasar memberikan petunjuk untuk pengkajian dan evaluasi setelah operasi pada shunt function

Diagnosa Perawatan

          Setelah pengkajian keperawatan diikuti dengan diagnosa keperawatan agar lebih jelas. Mungkin sebagian diagnosa adalah garis bersar dan dibahas dalam NCP

Perencanaan

          Tujuan akhir perawatan anak dengan hidrocephalus adalah :
1.       Pencegahan komplikasi pada hidrocephalus dan atau observasi pembedahan.
2.       Penyaluran pendidikan emoasi serta dukungan dari keluarga.

Implementasi

          Perawat perlu menyediakan makanan khusus bagi pasien. Sedikit makan secara terus-menerus lebih baik ketimbang sekali makan dalam jumlah yang banyak. Seorang perawat bertanggung jawab atas persiapan anak dalam mengikuti test diagnosa yaitu tomografy dan bersedia membantu dokter. Sebelum mengadakan operasi, ukuran kepala perlu diambil untuk mengetahui perkembangan kepala.

Perawatan Setelah Operasi

          Setelah operasi, pasien boleh ditidurkan secara rata, dan perlu diperhatikan agar tidak boleh ada tekanan terhadap daerah yang dioperasi. Upaya mengetahui tekanan darah harus dilakukan terus menerus.

Dukungan Keluarga

          Kebutuhan-kebutuhan khusus dari orang tua selama mas pengoatan dihubungkan dengan alasan pengobatan anak (melangsir, ulang infeksi, diangosa) dan penelitian serta aturan yaitu anak menjadi sasaran. Sering orang tua memiliki sangat sedikit tentang ilmu pembedahan dan ilmu anatomi. Karena itu mereka membutuhkan penjelasan, penguatan dan informasi banyak dari ahli psikis dan neuron, sebanyak informasi yang mereka butuhkan. Perawat perlu melakukan banyak untuk menghilangkan kegelisahan dengan penjelasan-penjelasan rasional dan jenis perawatan yang beragam.
          Sebagai persiapan untuk mengalai perubahan dan penjagaan anak, orang tua melatih diri bagaimana mengenal tanda yang menunjukkan kegagalan pemakaian atau tanda-tanda infeksi dan bagaimana menepa kuat, bila perlu. Anak-anak yang aktif bisa mendapat musibah seperti pengguguran yang dapat menghancurkan.
Pengaturan kepala busung pada seorang anak adalan tuntutan bagi keluarga dan profesionalisme kesehatan dan pertolongan kepala keluarga untuk anak-anak sebagai obyek perawatan penting. Penting untuk ditekankan bahwa Hidrocephalus adalah masalah hidup yang panjang dan bahwa anak membutuhkan evaluasi pada sebuah aturan dasar. Tujuan pekerjaan ini adalah membangun sebuah tujuan nyatan dan program pendidikan yang membantu anak dalam pencapaian kemampuan optimal. Keluarga dapat menyerahkan dukungan kepada wakil komunitas dan pimpinan.
          Penyediaan informasi mengenai keadaan keluarga, sangat membantu kelompok yang tertarik untuk membangun organisasi lokal. Proses yang tersedia sangat membantu dan sumber-sumber lain.
          Antisipasi bimbingan akan menyiapkan orang tua bagi masalah-masalah yang mungkin terjadi dan menolong mereka dari keterlaluan atau kelebihan melindungi anak. Dibutuhkan tempat aktivitas anak-anak (sebagian besar berhubungan dengan olahraga). Anak dibesarkan hati/diberanikan agar hidup seperti orang lain yang sama umur dan kemampuan. Orang membutuhkan dorongan yang baik bagi anak-anak dan persoalan-persoalan yang mungkin dialami, anak-anak yang umurnya sebaya dan dengan orang lain. Reaksi dari anak-anak lain ketika anak itu kelihatan sedang berpikir atau memutuhkan waktu untuk memperbaiki situasi merupakan stress anak maupun orang tua.

Evaluasi

          Penetapan tindakan perawatan yang efektif secara baik dan kontinu, serta evaluasi perawatan berdasarkan observasi.

NURSING CARE PLANNING

1.       Potensial injuri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan        :         Menghindari peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi   :         1.       Setelah operasi, rawat shunt sesuai ketentuan
2.       Atur posisi untuk memudahkan aliran dari cairan cerebrospinalis.
3.       Observasi terhadap tanda-tanda awal meningkatnya ICP seperti irritability, letargic, perubahan tingkat kesadaran, sakit kepala, sutura-sutura terpisah, apatis, bingung.
Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tingkatan tekanan intrakranial yang nyata.

2.       Potensial infeksi berhubungan dengan tekanan pada sistim drainase mekanik.
Tujuan        :         Menghindari infeksi
Intervensi   :         Lakukan perawatan luka sesuai standar
Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tanda-tanda infeksi yang nyata.

3.       Gangguan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan deffect cronic
Tujuan    :           Dukungan keluarga
 
 

0 komentar:

Posting Komentar