jumlah pengunjung blog

jumlah pengunjung blog

google translet

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Laman

Jumat, 11 Maret 2011

askep reumatik

Diposting oleh Amel_Lia

BAB I
PENDAHULUAN


1.1      Latar Belakang
Penyakit reumatik yang sering disebut artritis (radang sendi) dan dianggap sebagai salah satu keadaan sebenarnya terdiri atas lebih dari 100 tipe kelainan yang berbeda. Penyakit ini terutama mengenai otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki ataupun wanita dengan segala usia. Sebagian gangguan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien atau lebih menyerang jenis kelamin yang satu dibandingkan lainnya. Dampak keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit reumatik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur.
Lebih lanjut awitan keadaan ini bisa bersifat akut atau insidius, dan perjalanan penyakitnya dapat ditandai oleh periode remisi (suatu periode ketika gejala penyakit berkurang atau tidak terdapat) dan eksaserbasi (suatu periode ketika gejala penyakit terjadi atau bertambah berat). Terapi dapat sangat sederhana dan bertujuan untuk melokalisasi rasa nyeri, atau dapat komplek dan dimaksudkan untuk mengurangi efek sistemiknya. Perubahan yang permanent dapat terjadi akibat penyakit ini.
Penyakit reumatik diklasifikasikan menjadi sepuluh kategori yang memperlihatkan berbagai bentuk kelamin multisistem yang menyusun penyakit reumatik. Keiikutsertaan keadaan yang secara sekunder dapat mengenai struktur musculoskeletal menegaskan keanekaragaman penyakit reumatik.
  
1.2      Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif dan berkesinambungan.
1.2.2        Tujuan Khusus
a.       Mengetahui tentang definisi, etiologi reumatik
b.      Mengetahui tentang manifestasi, klasifikasi reumatik
c.       Mengetahui tentang penatalaksanaan 
1.3      Rumusan Masalah
1.      Pengertian reumatik ?
2.      Etiologi reumatik ?
3.      Manifestasi klinis reumatik ?
4.      Penatalaksanaan reumatik ?

1.4      Manfaat
1.4.1        Bagi Penyusun
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyakit reumatik.
1.4.2        Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyakit reumatik.
1.4.3        Bagi Pendidikan
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan tentang penyakit reumatik.

BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1      Pengertian Reumatik
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk Penyakit jaringan ikat.

2.2      Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah
1.      Umur
Dan semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor keturunan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2.      Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi, dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis Osteoartritis.
3.      Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misal, pada ibu dan seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoartritis.
4.      Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dan pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang-orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan. Kegemukan ternyata badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

2.3      Manifestasi Klinis
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang sering menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis. Gejala lain yang sering timbul adalah :
a.       Pembengkakan sendi
b.      Gerakan yang terbatas
c.       Kekakuan
d.      Kelemahan
e.       Perasaan mudah lelah

2.4      Klasifikasi Reumatik
Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1.      Osteoartritis
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
2.      Atritis Rematoid
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistem kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3.      Polimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
4.      Artritis Gout (Pirai)
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

2.5      Penatalaksanaan
a.       Pemeriksaan Serum :
-       Kreatinin
-       LED
-       Hematrokit
-       Hitosel darah merah
-       Hitosel darah putih
-       VDRL
-       Asam Urat
b.      Pemeriksaan Imunologi Serum :
-       ANA
-       Anti-DNA, pengikat DNA
-       Kadar Komplemen
-       Tes C-Reactive Protein (CRP)
-       Elektroforesis immunoglobulin
-       RF & Antigen HLA-B27 
c.       Obat-obatan :  
-       Kelompok salisilat
-       Kelompok obat anti-inflamasi nonseteroid (NSAID)
-       Preparat antireumatik

BAB III
ASKEP TEORI PADA OSTEOARTRITIS


3.1      Definisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun.

3.2      Patofisiologi
 


3.3      Manifestasi Klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan.

3.4      Penatalaksanaan
-       Obat-obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidakmampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
-       Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
-       Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
-       Dukungan Psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering ka1i keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
-       Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.

-       Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada sotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran penting terhadap perlindungan rawan sendi dan beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
-       Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pembersihan osteofit.

3.5      Asuhan Keperawatan
3.5.1        Pengumpulan Riwayat
A.    Umum
1.      Umur
2.      Jenis kelamin
3.      Pekerjaan
4.      Latar belakang budaya
5.      Status ekonomi
B.     Keluhan utama (contoh, nyeri)
1.      Lokasi
2.      Kualitas
3.      Kuantitas
4.      Awitan
5.      Latar belakang
6.      Faktor penyebab dan penyembuh
7.      Manifestasi yang berkaitan
C.     Pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk pasien ortopedi :
1.      Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas ke hidupan
sehari-hari ?
2.      Perubahan tentang gerakan normal ?
3.      Deformitas atau pembengkakan sendi ?
4.      Krepitasi atau sensasi grating ?
5.      Perubahan kekuatan ?
6.      Kondisi jaringan sekitar ?
7.      Mekanisme cedera ? (Pasien trauma dan gawat darurat)
8.      Posisi ekstremitas selama cedera ? (Pasien trauma dan gawat darurat)
D.    Riwayat medis lalu
E.     Riwayat keluarga
F.      Situasi rumah 
3.5.2        Pemeriksaan Fisik
A.    Tinjauan Umum
1.      Gaya berjalan
2.      Postur
3.      Aktivitas fisik
4.      Penampilan fisik umum
B.     Inspeksi
1.      Kesimetrisan bagian tubuh
2.      Ekimosis
3.      Laserasi
4.      Deformitas yang tampak
5.      Massa
6.      Warna kulit
7.      Deformitas kongenital
C.     Palpasi
1.      Krepitus
2.      Suhu
3.      Konsistensi otot
4.      Massa
5.      Nyeri tekan
6.      Deformitas
7.      Pembengkakan
D.    Rentang Gerakan
E.     Sirkulasi
1.      Nadi
2.      Pengisian dan pemucatan kapiler
3.      Warna kulit
4.      Suhu kulit
F.      Sensori
1.      Sentuhan
2.      Tusukkan jarum
3.      Dermatom
G.    Kekuatan Motorik
3.5.3        Data Pengkajian Pasien
-       Aktivitas/istirahat
Gejala            : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk                        dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari
Tanda            :  malaise
Keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit, kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.
-       Kardiovaskuler
Gejala            :  Jantung cepat, tekanan darah menurun.
-       Integritas Ego
Gejala            :  Faktor-faktor stress akut atau kronis misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan. Keputusasaan dan ketidak berdayaan Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain.
-       Makanan atau cairan
Gejala            : ketidakmampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi                     makanan/cairan adekuat : mual
Anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda            :  Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa
-       Hygiene
Gejala            :  berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas  pribadi, ketergantungan pada orang lain

-       Neurosensori
Gejala            :  kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada dan tangan
Tanda            :  Pembengkakan sendi
-       Nyari/kenyamanan
Gejala            :  fase akut dan nyeri
                         Terasa nyeri kronis dan kekakuan
-       Keamanan
Gejala            :  Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Kekeringan pada mata dan membran mukosa
-       Interaksi sosial
Gejala            :  Kerusakan interaksi dan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi
3.5.4        Diagnosa Keperawatan    
Diagnosa 1          : Nyeri b/d Penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil        : nyeri hilang atau terkontrol
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
-       kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal.
-       berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.
-       biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
-       dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak.
-       anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi.
-       berikan masase yang lembut

kolaborasi
-       Beri obat sebelum aktivitas
atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)

-       membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program
-       matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan path sendi yang terinflamasi/nyeri pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.
-       Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi.
-       Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi ban. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
-       Meningkatkan relaksasi/mengurangi tegangan otot

-       Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
   
Diagnosa 2          : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
Kriteria hasil        : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang
                              diinginkan.
INTERVENSI
RASIONAL
-       Perahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.
-       Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
-       Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
-       Berikan lingkungan yang aman dan   menganjurkan untuk menggunakan alat bantu.
-       Berikan      obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid.
-       Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan.
-       Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otak dan stamina umum.
-       Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
-       Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.
-       Untuk menekan inflamasi sistemik akut.


Diagnosa 3          : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria hasil        : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.
 INTERVENSI
RASIONAL
-       Kendalikan lingkungan dengan :
Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam hari, siapkan lampu panggil
-       Memantau regimen medikasi
-       Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya.
-       Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan membebaskan keluarga dan kekhawatiran yang konstan.






-       Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi, mengagetkan pasien akan meningkatkan ansietas.

Diagnosa 4          : Perubahan pola tidur b/d nyeri.
Kriteria hasil        : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
-       Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi
-       Berikan tempat tidur yang nyaman
-       Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru

-       Instruksikan tindakan relaksasi
-       Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.
-       Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkan tempat tidur bila mungkin.
-       Hindari mengganggui bila mungkin    misalnya membangunkan untuk obat atau terapi.
Kolaborasi
-       Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi
-       Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.
-       Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis
-       Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang. Membantu menginduksi tidur
-       Meningkatkan efek relaksasi
-       Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, pagar tempat tidur memberi keamanan untuk membantu mengubah posisi
-       Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar, dan pasien mungkin tidak mampu kembali tidur bila terbangun.

-       Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat

Diagnosa 5          : Defisit perawatan diri b/d nyeri
Kriteria hasil        : Klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri
                              secara mandiri
INTERVENSI
RASIONAL
-       Kaji tingkat fungsi fisik
-       Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
-       Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan dini, identifikasi untuk modifikasi lingkungan.
-       Identifikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya: lift, peninggian dudukan toilet, kursi roda
-       Mengidentifikasi   tingkat bantuan/dukungan yang diperlukan
-       Mendukung kemandirian fisik/emosional
-       Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan  meningkatkan harga diri
-       Memberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri



Diagnosa 6          : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran
                              b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-
                              tugas umum.
Kriteria hasil        : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam
                              kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan
                              gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
-       Dorong pengungkapan mengenai masalah mengenai proses penyakit, harapan masa depan.
-       Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual.
-       Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan
-       Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.
-       Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan.
-       Susun batasan pada perilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.
-       Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
Kolaborasi
-       Rujuk pada konseling psikiatri
-       Berikan obat-obat sesuai petunjuk
-       Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung.
-       Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut.
-       Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri.
-       Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi.
-       Dapat menunjukkan emosional atau metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan psikologis.
-       Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan perasaan harga diri.
-       Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dan terapi.
-       Pasien/orang terdekat mungkin    membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan.
-       Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif.


BAB IV
KESIMPULAN


4.1    Kesimpulan
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria lebih sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi osteoartritis lebih banyak wanita daripada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.

4.2    Saran
1.      Menyarankan kepada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit reumatik untuk sebisa mungkin menghindari faktor-faktor pencetusnya.
2.      Menyarankan untuk mengubah gaya hidup misalnya diet, olahraga.
3.      Menyarankan kepada penderita reumatik untuk segera memeriksakan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA



Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,       Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses            Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.


 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bet365 casino games - Air Jordan Gaming
Bet365 casino games – sports betting, live casino, and 1xbet korean more. 벳 인포 All you buy air jordan 1 retro have to do authentic air jordan 6 retro is register a new account using your chosen account. new retro jordans

Posting Komentar