jumlah pengunjung blog

jumlah pengunjung blog

google translet

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Laman

Jumat, 11 Maret 2011

askep tirotoksikosis

Diposting oleh Amel_Lia

BAB I 
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
     Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada lingkungan internal dan eksternal mennyebabkan penyesuaian kecepatan sekresi tiroid.

1.2  Tujuan
1.2.1.        Menjelaskan  tentang Tiroktosikosis
1.2.2.        Menjelaskan  askep tirotoksikosis
1.2.3.        Menyelesaikan tugas KMB

1.3   Manfaat
1.3.1   Agar dapat memahami tentang penyakit Tiroktosikosis
1.3.2.  Agar dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan  tirotoksikosis
1.3.3.   Agar dapat memahami askep tirotoksikosis
BAB II
PEMBAHASAN 

2.1  Definisi Tiroktosikosis
Tiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, tress emosi,penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

2.2  Klasifikasi Tiroktosikosis
Tiroktosikosis di bagi dalam 2 kategori:
1.      Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2.      Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

2.3  Penyebab
Penggolongan sebab tirotoksikosis dengan atau tanpa hipertiroidisme amat penting., disamping pembedaan berdasarkan etiologi primer maupun sekunder. Kira-kira 70% tirotoksikosis disebabkan karena penyakit Graves. Sisanya karena gondok multinodular toksik dan adenoma toksik. Etiologi lainnya baru dipikirkan setelah tiga sebab diatas disingkirkan.




Penyebab Tirotoksikosis
Hipertiroidisme Primer
Tirotoksikosis tanpa Hipertiroidisme
Hipertiroidisme Sekunder
·         Penyakit Graves
·         Gondok multinodula toksik
·         Adenoma toksik
·         Obat : yodium lebih, litium
·         Karsinoma tiroid yang berlebih
·         Struma ovarii (ektopik)
·        Hormon tiroid berlebih (tirotoksikosis faktisia)
·        Tiroiditis subakut
·        Silent thyroiditis
·        Destruksi kelenjar : amiodaron, radiasi, adenoma, infark
·        TSH- secreting tumor chGH secreting tumor
·        Tirotoksikosis gestasi (trimester I)
·        Resistensi hormon tiroid

2.4  Gejala-gejala
Gejala dari tirotoksikosis antara lain :
1.      Peningkatan frekuensi denyut jantung
2.      Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap  katekolamin
3.      Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4.      Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5.      Peningkatan frekuensi buang air besar
6.      Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7.      Gangguan reproduksi
8.      Tidak tahan panas
9.      Cepat letih
10.  Tanda bruit
11.  Haid sedikit dan tidak tetap
12.  Pembesaran kelenjar tiroid
13.  Mata melotot (exoptalmus)


2.5   Diagnosa
Untuk kasus hipertiroidisme yang biasa, diagnosis yang tepat adalah dengan melakukan pengukuran langsung konsentrasi tiroksin bebas di dalam plasma dengan menggunakan cara pemeriksaan radioimunologik yang tepat.
Uji lain yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
·        kecepatan metabolisme basal yang biasanya meningkat sampai + 30 hingga + 60 pada hipertiroidisme yang berat.
·        Konsentrasi TSH di dalam plasma diukur dengan radioimunologik. Pada tipe tirotoksis yang biasa , sekresi TSH oleh hipofisis anterior sangat ditekan secara menyeluruh oleh sejumlah besar tiroksin dan triiodotironin yang sedang bersirkulasi sehingga hamper tidak ditemukan TSH dalam plasma.
·        Konsentrasi TSI diukur dengan radioimunologik. TSI normalnya tinggi pada tipe tirotoksikosis yang biasa tetapi rendah pada adenoma tiroid
·        Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
·        Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid

2.6  Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia dan, apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian, penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.

2.7  Asuhan Keperawatan
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :
A. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala :   Imsomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda :   Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala :   Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda :   Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala :   Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare )
4. Integritas / Ego
Gejala :   Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda :   Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala :   Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
Tanda :   Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala :   Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
Tanda :   Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :   Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala :   Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda :    Sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat.
9. Keamanan
Gejala :   Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda :   Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10. Seksualitas
Gejala :   Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria; kesulitan orgasme pada wanita
Tanda :   Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1.   Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5.   Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7.   Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.
C. Perencanaan / Intervensi.
1.   Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan :  Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal, 2) Vital sign dalam batas normal, 3) Pengisian kapiler normal, 4) Status mental baik, 5) Tidak ada disritmia
Intervensi
Rasional
·         Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
·         Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
·         Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekets)
·         Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
·         Catat masukan dan haluaran


·         Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
·         Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia
·         S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat  pada keadaan  hipermetabolik
·         Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
·         Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan:   Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
Intervensi
Rasional
·         Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.

·         Ciptakan lingkungan yang tenang



·         Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
·                  Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
·         Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan
·         Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
·         Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
·         Meningkatkan relaksasi

3.   Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan :  Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
a. Nafsu makan baik.
b. Berat badan normal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi
Rasional
·         Catat adanya anoreksia, mual dan muntah


·         Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari


·         kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
·         Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin atau terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
·         Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
·         Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai


4.   Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi
Rasional
·         Observasi adanya edema periorbital

·         Evaluasi ketajaman mata


·         Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
·         Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
·         Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
·         Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
·         Melindungi kerusakan kornea

·         Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5.   Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi
Rasional
·         Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

·         Bicara singkat dengan kata yang sederhana


·         Jelaskan prosedur tindakan


·         Kurangi stimulasi dari luar
·         Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan imsomnis
·         Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
·         Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi
·         Menciptakan lingkungan yang terapeutik

6.   Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi
Rasional
·         Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan

·         Berikan informasi yang tepat



·         Identifikasi sumber stress


·         Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
·         Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
·         Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi
·         Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan
·         Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan atau eksaserbasi dari penyakit ini
·         Mencegah munculnya kelelahan

·         Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan

7.   Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan :  Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi
Rasional
·         Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang
·         Catat adanya perubahan tingkah laku



·         kaji tingkat ansietas
·         Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan


·         Orientasikan pasien pada tempat dan waktu

·         Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
·         Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau obat anti psikotik
·         Menentukan adanya kelainan pada proses sensori

·         Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya
·         Ansietas dapat merubah proses pikir
·         Penurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengaran.
·         Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/lingkungan
·         Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
·         Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir

D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1.   Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2.   Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3.   Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5.   Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6.   Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab
















BAB III
P E N U T U P

3.1  Kesimpulan
·         Tiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
·         Tiroktosikosis di bagi dalam 2 kategori:
§  Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
§  Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
·         Penyebab Tirotoksikosis
§  Hipertiroidisme Primer
§  Tirotoksikosis tanpa Hipertiroidisme
§  Hipertiroidisme Sekunder
·         Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang dikutip dari Doenges (2000)


3.2   Saran
Dengan adanya penjabaran tentang askep tirotoksikosis diharapkan agar kita dapat lebih mengatahui seluk beluk beluk penyakit ini sehingga kita sebagai perawat dapat menangani pasien tirotoksikosis dengan baik









DAFTAR PUSTAKA



Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.
EGC : Jakarta.
FKUI . 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . FKUI : Jakarta
http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/2-dalam/3-klien-hipertirodisme.html

0 komentar:

Posting Komentar