jumlah pengunjung blog

jumlah pengunjung blog

google translet

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Laman

Jumat, 18 Maret 2011

gangguan perilaku pada dewasa

Diposting oleh Amel_Lia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga adalescence - adalescere -yang berarti "tumbuh menjadi kedewasaan". Akan tetapi, kata adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti "telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna' atau "telah menjadi dewasa". Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyesuaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Setiap kebudayaan membuat pembedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembong dan mampu berproduksi. Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sekarang umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang dianggap dewasa secara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia rata-rata orang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama dalam rentang hidup.

1.2.Tujuan
1.2.1   Tujuan umum
      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Manusia
1.2.2        Tujuan khusus
Untuk menjelaskan dan memberikan gambaran tentang Gangguan pada Dewasa

1.3.              Manfaat
Penyusun mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat :
-    Agar mahasiswa memahami tentang Gangguan pada masa Dewasa dengan baik dan dapat menerapkannya dengan benar.
-    Sebagai bahan bacaan atau referensi.












                    








BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Pembagian Masa Dewasa
1. Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini dimulai dari umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Saat perubahan fisik dan psikolagisnya yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
2. Masa Dewasa Madya
Masa dewasa madya dimulai umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yaitu saat menurunnya baik kemampuan fisik dan psikolagis yang jelas nampak pada setiap orang.
3. Masa Dewasa Lanjut (usia lanjut)
Masa dewasa lanjut (senescence), dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikolagis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.
Perlu diingat, bahwa pembagian ini tidak mutlak dan ketat. Pembagian ini hanya menunjukkan umur rata-rata pria dan wanita mulai menunjukkan perubahan­perubahan dalam penampilan, minat dan sikap serta perilaku yang karena tekanan­-tekanan lingkungan tertentu dalam kebudayaan akan menimbulkan masalah-masalah penyesuaian diri yang tak dapat tidak harus dihadapi oleh setiap orang dewasa. Sebagaimana ditekankan oleh Gould, “usia yang tepat saat perubahan-perubahan itu terjadi adalah produk dari kepribadian gaya hidup dan sub-budaya total seorang individu.
2.2              Ciri-Ciri Masa Dewasa
Masa dewasa merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru seperti, peran suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Periode ini sangat sulit sebab sejauh ini sebagian besar anak mempunyai orang tua, guru, teman atau orang-orang lain yang bersedia menolong mereka mengadakan penyesuaian diri. Sekarang, sebagai orang dewasa, mereka diharapkan mengadakan penyesuaian diri secara mandiri. Apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan yang sukar diatasi, mereka ragu-ragu untuk minta pertolongan dan nasehat orang lain karena enggan kalau-kalau dianggap "belum dewasa".
1. Masa Pengaturan (Settle Down)
Jika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara sah, hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.Penjajakan terlalu singkat, bisa mengakibatkan ketidakpuasan seperti dalam memilih pekerjaan atau pasangan. Hal ini terjadi baik pada laki-laki ataupun perempuan. Wanita muda mencoba berbagai pekerjaan sebelum dia dapat menentukan apakah nantinya dia itu pas untuk berumah tangga atau sebagai seorang wanita karir.
Untuk hal ini, sudah tentu memerlukan banyak waktu. Oleh karena itu pemuda sekarang umumnya berumah tangga lebih lambat dibandingkan masa orang tua kita dulu. Rata-rata mereka memilih untuk pasangan hidup dan memenukan pola hidup pada usia 30 an.
Orang muda memulai hidup berumah tangga bergantung pada Cepat tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan.Seorang wanita yang dari kecil sudah bermain boneka atau mempunyai sifat keibuan, maka ketika tamat sekolah, ingin berumah tangga, maka dia tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan peran yang sesuai dengannyo.
Tanggung jawab yang harus dipikulnya sebelum ia mulai berkarya. Seorang yang bercita-cita menjadi dokter, tidak akan bisa cepat untuk bekerja karena dia harus menyelesaikan pendidikan, ko-as, baru setelah itu dapat izin praktek. Tapi teman sebaya yang memutuskan langsung mencari pekerjaan seperti buruh, akan cepat dewasanya karena tidak perlu pendidikan dan pelatiha formal untuk menunjang karirnya.Ketika seseorang menemukan pola hidup yang diyakininya dapat memenuhi kebutuhannya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2. Masa Usia Reproduktif
Menjadi orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa. Orang yang sudah menikah akan berperan sebagai orang tua ketika berusia antara 20-30 tahun. Jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, biasanya ia menunda untuk punya anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian, bagian dasawarsa terakhir dari masa depan dini merupakan 'usia reproduktif"
3. Masa Bermasalah
Pada tahun-tahun awal masa dewasa, banyak masalah baru yang harus dihadapi. Dalam mengatasi masalah diperlukan penyesuaian diri. Karena masalah yang harus dihadapi orang muda itu rumit, maka berbagai penyesuaian diri tidak akan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pria mengadakan penyesuaian diri terlebih dahulu pada pekerjaan, kemudian baru pada masalah peran sebagai orang tua. Jarang terjadi ketika seseorang berhasil pada pekerjaan dan perkawinan yang terjadi pada waktu yang bersamaan.
Kesulitan penyesuaian diri terhadap masalah disebabkan:
a. Sedikit sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis - jenis masalah yang perlu diatasi sebagai orang dewasa
b. Mencoba menguasai dua atau lebih keterampilan serentak biasanya menyebabkan kedua-duanya kurang berhasil
c. Orang muda tidak memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka tidak seperti waktu mereka dianggap dewasa.
4. Masa Ketegangan Emosional
Sebagai manusia dalam kelompok usia hampir dewasa pada umumnya mereka masih sekolah dan diambang memasuki dunia pekerjaan orang dewasa. Ketika mereka melihat dunia sebagai menara gading mereka tidak menyukai dan ingin mengubahnya.
Apabila emosi yang menggelora yang merupakan ciri tahun-tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia 30-an, hal ini merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupon orang-orang dewasa belum terlaksana secara memuaskan. Biasanya nampak dalam bentuk kekerasan. Apabila tidak mampu mengatosi masalah dalam hidup, mereka sering merasa terganggu dalam emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.
5. Masa Keterasingan Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal, seseorang dalam pola kehidupon orang dewasa seperti karier, perkawinan dan berumah tangga, maka hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya akan renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing, dan hosrat kuat untuk maju dalam karier. Dengan begitu keramahan masa remaja diganti dengan persaingan masyarakat dewasa dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
6. Masa Komitmen
Sewaktu menjadi dewasa, orang muda mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru, meskipun pola-pola hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmrn-komitmen di kemudian hari.
7. Masa Ketergantungan
Masih banyak orang dewasa agak tergantung atau bahkan sangat tergantung pada orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini bisa pada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa, pada pemerintah karena memperoleh pinjamon untuk biaya pendidikan.
Ada orang yang membenci ketergantungan, walaupun mereka sadar mereka membutuhkan pendidikan untuk menunjang karir, atau ada juga mereka mendapatkan bantuan keuangan dari orang tua, dan mereka merasa itu wajar.
8. Masa Perubahan Nilai
Orang dewasa yang menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna kini sadar akan pendidikan sebagai sarana untuk meraih keberhasilan sosial, karier, kepuasan kepribadian. Akibatnya banyak yang semula putus sekolah memutuskan untuk belajar kembali menyelesaikon pendidikan mereka.
9. Masa Penyesuaian Cara Kehidupan Baru
Dalam masa dewasa ini gaya kehidupan baru yang paling menonjol di bidang perkawinan maupun peran orang tua diantara penyesuaian diri yang harus dilakukan yang paling umum adalah pola pada peran seks atau dasar persamaan derajat egalitarian (persamaan hak)
10. Masa Kreatif
Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum dan tidak menganggap hal ini sebagai suatu kekurangan. Hal ini disebabkon karena sebagai orang dewasa ia tidak terikat oleh aturan orang tua maupun guru, bentuk kreatifitas yang tampak pada orang dewasa tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan mewujudkon keinginan dan kegiatan yang memberikan kepuasan yang sebesar-besarnya.
2.3       Tugas Perkembangan Masa Dewasa
Mencapai kebebasan (interdependent) emosional, sosial ekonomi, yang dipusatkan pada harapan masyarakat yang mencakup:
1. Mulai Bekerja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan pasangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
8. Mencari kelompok sosial yang sesuai

2.4       Perubahan Minat Masa Dewasa
              
Karena banyak minat yang terbawa dari masa remaja tidak lagi sesuai dengan peran sebagai orang dewasa, berbagai perubahan pada seluruh bidang minat tidak dapat dihindarkan. Perubahan yang terbesar adalah pengurangan keanekaragaman minat.

Jenis-jenis Minat terbagi Menjadi:
1. Minat Pribadi
    Minat pribadi selalu menyangkut seseorang tertentu, antara lain:
Ø   Penampilan
Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita sudah belajar untuk menerima perubahan fisik dan sudah tahu pula memanfaatkannya, menyadari kekurangan dirinya dan menyadari bahwa dia tidak dapat menghapus kekurangan sekalipun dapat memperbaiki penampilannya.

Minat untuk meningkatkan penampilan berkurang ketika berumur menjelang 30-an, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat. Namun, minat akan penampilan muncul lagi jika mulai tanda-tanda ketuaan.
Ø   Pakaian dan perhiasan
Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap berperan kuat dalam masa dewasa dini. Orang mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga orang sering menghabiskan banyak waktu dan uang untuk pakaian dan perhiasan. Pakaian mungkin hanya nampak sebagai kulitnya saja, namun merupakan faktor penentu dalam reaksi seseorang terhadap orang lain.
Ø    Simbol status
Simbol status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain. Bentuknya dapat bermacam-macam, tetapi bagi orang dewasa simbol status ini umumnya berbentuk mobil, rumah dalam lingkungan elite, keanggotaan tim klub, dan harta benda yang mewah.
Jika mobil merupakan simbol status utama bagi remaja, rumah adalah pemilikan yang penting bagi orang dewasa dini.
Ø   Uang
Orang-orang muda lebih tertarik pada uang karena dapat memenuhi kebetuhan saat ini, dari pada fungsi uang untuk hari depan. Berbagai masalah yang ditimbulkan uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaimana memanfaatkan uang secara bijaksana atau karena terbawa kebiasaan sewaktu masih remaja.
Ø       Agama
Biasanya sesudah orang, menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu­-raguan di bidang kepercayaan atau agamanya. Setelah menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup, yang didasarkan pada agama, yang memberi kepuasan baginya. Atau dapat terjadi bahwa orang meninggalkan agama yang dianut keluarga, karena agama itu tidak memberi kepuasan baginya.
2. Minat Rekreasional
Ø   Berbincang-bincang
Berbincang-bincang dengan mereka yang memiliki minat yang sama merupakan pengisi waktu yang disenangi, baik oleh pria maupun wanita. Kegiatan ini sangat populer di antara wanita yang sudah berkeluarga karena tugas-tugas mereka memaksa mereka tinggal di rumah sepanjang hari.Wanita pada umumnya lebih suka mempergunjingkan teman dan tetangga mereka, sedangkan pria lebih suka membanyol atau mendiskusikan politik.
Ø   Olah raga dan permainan
Partisipasi aktif dalam berbagai bentuk olahraga semakin berkurang pada masa kedewasaan, karena keadaan memang kurang memungkinkan dari segi waktu dan dana dibanding dulu semasa mereka masih bersekolah. Partisipasi pasif terhadap olah raga semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Permainan strategi yang menuntut ketrampilan dari permainan yang ingin menang, misalnyo bridge, lebih menarik orang dewasa kelas menengah dan atas.
Ø   Menjamu
Budget terbatas dan tanggungjawab keluarga membatasi frekuensi jamu­menjamu antar orang-orang muda. Orang dewasa yang belum berkeluarga pun relatif kurang menjamu dan apabila mereka menjamu biasanya tidak dilakukan di rumah.
Ø   Hobi
Orang-orang muda umumnya tidak punya hobi sebelum keadaan keuangan memberikan waktu cukup untuk kegiatan ini. Namun ada yang justru mempunyai hobi karena pekerjaan mereka membosankan atau mengecewakan dan hobi menjadi semacam kompensasi.
Ø   Hiburan seperti:
a. Membaca
Karena banyak tanggungjawab, biasanya dewasa dini suka membaca surat kabar dan majalah.
b. Mendengar musik
Merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kebosanan
c. Film
Orang dewasa muda yang belum menikah, suka menonton film dalam rangka pacaran. Tapi, mereka yang sudah menikah jarang bisa menonton seperti dulu karena sudah banyak tanggung jawab yaitu mengasuh anak dan sering berfikir untuk menonton yang bisa mengikutsertakan anak.
d. Radio
Wanita, suka mendengar radia ketika sedang memasak atau mengerjakan kegiatan rumah tangga, dan laki-laki suka mendengar radio ketika dalam perjalanan menuju kantor yang menyajikan hiburan dan berita.
e. Televisi
Menonton TV pada malam hari merupakan kegiatan yang senang dilakukan orang dewasa ketika sudah mempunyai anak. Pria lebih menyukai olah raga dan wanito lebih menyukai film komedi atau telenovela dan sinetron-sinetron
2.      Minat Sosial
Ø  Perubahan dalam peran sosial
Keterlibatan dalam kegiatan sosial yang dirasakan begitu penting sewaktu remaja karena nilai prestasinya, terpaksa dikurangi pada masa dewasa dini. Kehidupan sosial mereka umumnya dipusatkan di rumah dan anggota keluarga mengganti peran teman. Peran serta dalam kegiatan sosial di luar rumah meningkat menjelang usia setengah baya yaitu dari pertengahan sampai akhir usia 30-an.
Ø  Perubahan dalam persahabatan
Keinginan untuk populer dan mempunyai banyak teman mulai memudar menjelang akhir masa remaja dan terus memudar pada awal masa dewasa, terutama pada pasangan muda dengan kesibukan mereka yang berorientasi pada tugas dan tanggung jawab keluarga. Oleh sebab itu dewasa tidak banyak temannya tapi hubungan mereka lebih akrab.
Ø  Perubahan dalam kelompok sosial
Keakraban antar teman yang ada pada masa remaja akan berlanjut ke masa dewasa. Orang dewasa muda pada umumnya mempunyai kelompok teman akrab atau teman yang dapat dipercaya yang jumlahnya kecil. Bisanya mereka adalah teman lama, kecuali keadaan sudah berubah yang membuat mereka tidak cocok lagi dengan teman lamanya.
Pada usia akhir 30-an atau pertengahan 40-an mereka mempunyai banyak teman. Karena minat mereka umumnya sudah stabil pada masa itu, mereka kurang berminat berganti teman. Ini mengakibatkan suatu hubungan yang erat dengan kelompok sosial.
Ø  Perubahan nilai popularitas
Popularitas kurang penting bagi orang yang mendekati usia madya. Beberapa teman yang cocok lebih bernilai daripada kelompok besar yang kurang serasi atau yang kurang akrab.
2.5          Perkembangan Fisik Dewasa Muda Awal
I. Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
A. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
B. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
C. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknya.Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja Namun demikian, l tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga (do­mestic tasks), agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
II. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
A. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
B. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically es­tablished), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok dengan pekerja­an dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok.
C. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau rintang-an dari lingkungan eksternal.

2.6             Perkembangan Kognitif Dewasa
1.      Tahap Formal operational (Piaget)
2.      Pada awal kuliah pola berpikir rigid, tapi setelah tahu berbagai ide dan pengetahuan baru, mereka sadar ada banyak cara pandang, sehingga dapat melihat bahwa pengetahuan dan nilai bersifat relatif. Tiap lingkungan dan individu memiliki sistem nilai berbeda. Sehingga mereka mencapai comment within relativism (membuat judgement dan memilih belief dan value meskipun tidak betul-­betul yakin serta membuka peluang bagi kemungkinan lain yang lebih valid.
3.      Cara berpikir ini disebut sebagai postformal thought, dengan ciri-ciri:
- Shifting gears
Mampu memindahkon pemikiran abstrak kepada pemikiran praktis dalam kehidupan nyata (di atas kertas menang, tapi belum tentu kenyataannya)
- Multiple causality, multiple solutions
Kesadaran bahwa pada umumnya munculnya masalah disebabkan banyak hal dan juga memiliki banyak solusi, serta beberapa solusi lebih dapat memecahkan masalah dibandingkon solusi lainnya.
- Pragmatism
Kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa solusi dan memiliki kriteria untuk memilih solusi.
- Awareness of paradax
Kesadaran bahwa masalah atau solusi memiliki inherent conflict (melakukan hal ini akan memberikan apa yang ia inginkan, tapi hanya akan membuatnya tidak bahagia pada akhirnya).
2.7             Masalah-masalah Keberagamaan Pada Masa Dewasa
         Seorang ahli psikologi Lewis Sherril, membagi masalah-masalah keberagamaan pada masa dewasa sebagai berikut :
a. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memilih arah hidup yang akan diambildengan menghadapi godaan berbagai kemungkinan pilihan.
b. Masa dewasa tengah, masalah sentaral pada masa ini adalah mencapai pandangan hidup yang matang dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat keputusan secara konsisten.
c. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah ‘pasrah’. Pada masa ini, minat dan kegiatan kurang beragama. Hidup menjadi kurang rumit dan lebih berpusat pada hal-hal yang sungguh-sungguh berarti. Kesederhanaan lebih sangat menonjol pada usia tua.









BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Masalah-masalah Keberagamaan Pada Masa Dewasa
a. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memilih arah hidup yang akan diambildengan menghadapi godaan berbagai kemungkinan pilihan.
b. Masa dewasa tengah, masalah sentaral pada masa ini adalah mencapai pandangan hidup yang matang dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat keputusan secara konsisten.
c. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah ‘pasrah’. Pada masa ini, minat dan kegiatan kurang beragama. Hidup menjadi kurang rumit dan lebih berpusat pada hal-hal yang sungguh-sungguh berarti. Kesederhanaan lebih sangat menonjol pada usia tua.


3.2.  Saran
-       Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari tentang gangguan pada dewasa agar dapat mengikuti pembelajaran keperawatan dengan baik.
-   Sebagai perawat professional hendaknya kita memahami tentang berbagai jenis perilaku manusia agar dapat menjalankan kiat keperawatan     dengan benar.






DAFTAR PUSTAKA
Agoes Dariyo
2003, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda,Jakarta;PT.Gramedia Widiasarana Indonesia

Drs.Johan W Kandau
1991,Psikologi Umum,Jakarta;PT.Gramedia Pustaka Utama

0 komentar:

Posting Komentar